Tips Super Mudah Menulis Bagi Guru
Menulis adalah sebuah skill yang dapat dimiliki oleh
setiap orang. Menulis bukan kemampuan yang diwariskan dari orang tua. Semua
orang bisa menulis, asal terbiasa untuk menulis setiap hari. Keahlian ini didapatkan
dari usaha dan kerja keras dalam berlatih, asalkan konsisten dalam menjalaninya.
Buat yang masih pemula mulailah bertekad untuk membiasakan diri dalam menulis.
Mulai dari menulis yang ringan seperti menulis di
medsos, blog, majalah anak atau di buku diary. Bila belum punya rasa percaya
diri, ada baiknya menulis jurnal atau menulis ekspressif di buku catatan
pribadi. Kalau saya amati yang menjadi masalah bagi penulis pemula adalah
kebingungan dengan apa yang akan dia tulis.
Kemauan dan
tekad sudah ada, ide sudah ada, tapi saat mulai menulis, dia tidak bisa
melanjutkan karena bingung mau apalagi yang harus ditulis dan ibarat jalan, dia
tidak tahu arah mana lagi yang harus dituju. Itulah kenapa alasannya saya ingin
menyampaikan tips untuk pemula yang ingin belajar menulis. Silakan disimak baik-baik,
ya.
Pertama, tulislah sesuatu sesuai hobi. Ada banyak hobi
yang bisa dijadikan sebuah buku seperti memasak, kuliner, nonton, dan travelling.
Misalnya hobi Bapak dan Ibu adalah travelling. Banyak, lho buku-buku travelling
terpanjang di rak buku Gramedia. Berikut ini saya akan memberikan contoh
tulisan tentang travelling “Berkunjung ke Pantai Ancol.”
Hari ini saya dan teman-teman KSN Gamaas berangkat rihlah
ke pantai Ancol. Di sana kami membuat acara sederhana yaitu olah raga senam
bersama, makan bareng dan tukar kado. Setelah itu tibalah ke acara bebas. Saya
membawa dua buah hati yang masih berusia empat tahun dan sepuluh tahun
menikmati indahnya pantai Ancol.
Kami mengelilingi pantai sambil naik perahu. Kondisi
pantai sudah lumayan bersih daripada beberapa tahun yang lalu. Pemandangan di
sana pun tidak kalah indah dari pantai di daerah Banten. Setelah puas naik
perahu, kami berkeliling ke Dermaga Cinta lalu melihat para pemancing ikan dan
bermain pasir di area bibir pantai.
Kami semua sangat senang menikmati keindahan pantai di
sana. Namun, saat si abang ingin menyewa sepeda, kami harus punya gopay. Abang
kecewa karena saya tidak jadi sewa sepeda, akhirnya saya mengajaknya beli es
krim, main layangan dan juga menikmati semilir angin yang sangat sejuk sambil
menceburkan kaki ke dalam air. Setelah puas berenang kami pun mandi dan
berganti pakaian. Kami pulang pada sore hari, meskipun lelah tetapi bahagia.
Pengalaman yang menyenangkan hari ini tentu tidak bisa dilupakan.
Kenapa tulisan tersebut mudah untuk saya tulis? Tentu karena
saya menyukai hobi yang dijalani, sehingga tulisan akan mengalir begitu cepat
dan kita sudah tahu gambaran ide yang akan ditulis, maka sangat mudah untuk bisa
dijadikan sebuah buku. Contoh lainnya penulis blog yang menulis dengan tema
masakan nusantara. Ketika si penulis mampu membranding diri maka, tulisannya
akan disukai banyak pembaca.
Sehingga jumlah followersnya meningkat. Contoh lain
jika tulisan kita juga terpajang di kompasiana atau di aplikasi seperti KBM App
dan wattpad, biasanya jika jumlah followernya meningkat akan ditawarkan untuk
dibukukan dan menjadi cuan. Biasanya orang yang punya hobi, sudah mengetahui
banyak hal tentang hobi yang dijalaninya sehingga tidak perlu riset yang lama
dan cukup mengandalkan pengalamannya karena idenya sudah tersimpan di kepala.
Jadi, bagi Bapak dan Ibu yang ingin menulis cobalah menuliskan hobi yang sedang
dijalani sekarang.
Kedua, menulis sesuai bidang yang digeluti. Jadi,
misalnya Bapak dan Ibu seorang pendidik yang sudah senior, pasti punya banyak wawasan
bagaimana mengupgrade diri menjadi guru professional. Apalagi pendidikan Bapak
dan Ibu dari jurusan Bahasa Indonesia. Nah, Bapak dan Ibu bisa membuat buku yang
berisi artikel tentang cara mengupgrade diri sebagai guru professional.
Selain itu, kita juga bisa membuat karya yang
berhubungan dengan materi yang kita ajarkan sehari-hari pada pserta didik
seperti puisi, cerpen, cerita inspiratif, novel, dan pantun. Setelah berhasil kita
bisa lanjut menulis buku solo dengan tema dan genre yang lain.
Menulis sesuai bidang yang kita geluti, akan
memudahkan kita dalam mengeksekusi naskah karena kita tidak akan kesulitan
dalam menulisnya. Kita sudah melakukannya selama bertahun-tahun, jadi lebih menguasai
apa yang kita tuliskan. Apalagi, kita sudah mengajarkannya pada peserta didik,
tentu keilmuan kita akan lebih menunjang. Jadi, saya yakin di antara kita semua
pasti sangat besar punya peluang untuk menjadi penulis.
Apabila ada hambatan dalam menulis, jangan mudah
menyerah dan harus tetap konsisten, tapi saya yakin Bapak dan Ibu akan bisa lanjut
menulis karena sudah tahu apa yang ingin ditulis. Maka, jangan lupa untuk
merancang outline terlebih dahulu sebelum menulis agar ketika kita
mengalami masalah dalam menulis, kita sudah punya pegangan untuk melanjutkan
apa yang akan kita tulis.
Ketiga, menulis apa yang disukai. Siapapun kalau sudah
cinta dengan dunia menulis, mau seribet apapun risetnya dan sesulit apapun
dalam membagi waktu, tapi kalau sudah cinta dengan dunia menulis, saya yakin
akan mati-matian berjuang untuk melakukannya. Hal ini juga sama seperti yang
saya rasakan, bagaimana saya harus membangun habit (kebiasaan) dalam
menulis ditengah kesibukan mengajar dan justru butuh effort yang lebih, sehingga
membuat saya sangat semangat dalam belajar untuk mengupgrade kemampuan saya
dalam dunia literasi.
Cobalah menulis tentang apa yang Bapak dan Ibu sukai,
misalnya menyukai dunia anak dan dongeng maka, tulislah cerita anak dengan
genre realis atau fantasi. Saya yakin bila kita punya keinginan untuk menulis
sesuai dengan dunia yang kita cintai, justru akan lebih mudah dalam
mengeksekusi naskahnya. Banyak hal yang bisa kita jadikan acuan dalam tulisan
jika kita jeli dengan diri kita sendiri.
Keempat cobalah menulis memoar. Sebab, genre memoar
adalah jenis tulisan yang mudah untuk dieksekusi. Nah, kita bisa jadikan menulis
memoar ini sebagai langkah awal dalam menulis khususnya bagi pemula. Menulis
memoar sangat mudah untuk dilakukan karena kita bisa menuliskan pengalaman yang
paling berkesan dan berharga bagi diri sendiri.
Memoar dibagi dua jenis yaitu memoar tentang diri
sendiri dan orang lain. Jika Bapak dan Ibu menuliskan tentang diri sendiri,
maka gunakan kata “Aku” tapi jika orang lain, maka gunakan kata “Dia.” Kalau
kata aku kita bisa tulis seperti sedang curhat, tapi kalau kata dia, berusaha
saja berada di posisi pembaca seperti kita sedang mengobrol.
Contohnya begini, “Beberapa waktu yang lalu,
temanku menceritakan tentang apa yang dialaminya, aku pun kaget karena ternyata
kejadian tersebut tidak bisa dibayangkan. Dia mengalami shock berat karena gagal
menjadi PNS.”
Dalam menulis memoar, jangan lupa menuliskan pendapat
penulis dan hikmah yang bisa dipetik dalam kisah tersebut. Meski tidak 100 persen
dikisahkan, tapi harus ada pesan kehidupan didalamnya. Jangan lupa untuk
menghasilkan karya yang terbaik kita harus riset. Jadikan riset sebagai
kenikmatan tersendiri dalam menulis karena dengan riset karya kita akan lebih
berarti.
Saya rasa itu saja saran dari saya tentang menulis
yang mudah. Bila ingin membaca karya-karya saya bisa di platform KBM App linknya
a.n Mahyra Senja: https://read.kbm.id/profile/penulis/37956ecb-c367-de5a-50b5-ad66c3d5467e.
Sedangkan jika ingin membaca blog saya bisa lihat link: https://mahyrasenja.blogspot.com/.
Cobalah menulis dari sekarang, nikmati proses yang
sedang dijalani dan mungkin awalnya berat, tapi bisa jadi endingnya akan hebat,
ya, kan? So, jangan tunda untuk menulis. Kalau bukan sekarang kapan lagi? Semangat
berkarya Bapak dan Ibu. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar