Seri Parenting: Anak Bercermin Dari Orang tuanya


 Mendidik anak bukan hal yang mudah. Ketika seorang anak yang berbuat salah dan durhaka pada orang tua, maka ada yang salah dalam hal pengasuhan orang tua pada anaknya.

Anak adalah contoh. Seorang anak yang sering menghina ibunya biasanya disebabkan oleh sang suami yang sering menghina istrinya. 

Anak yang bersikap kurang ajar dan ucapannya tidak sopan, maka orang tua harus bersabar dan senantiasa mendoakannya.

Orang tua yang gagal mendidik anaknya. cenderung tidak berkaca pada diri sendiri. Sampai kapan akan seperti itu? Orang tua yang baik akan memberikan teladan yang baik. Mengajarkan dengan penuh kasih sayang, bersikap lemah lembut dan tidak kasar serta memberikan tangki cinta pada anaknya.

Orang tua yang tidak mau dikritik, tidak mau ditegur dan berubah, maka termasuk orang tua yang sombong. Sebab, bagaimana pun orang tua pasti pernah berbuat salah. Sudah seharusnya orang tua memperbaiki sikap dan tingkah lakunya. 

Bukan dengan memberikan teladan yang buruk sehingga anak meniru dan menjadi anak yang suka berkata kasar pada siapa pun.

Seandainya banyak figur ayah yang belajar parenting, tentu semua ini tidak akan terjadi. Lantas, apakah orang tua perlu  merefleksi diri? Tentu, hal ini akan berdampak pada sikap anak di masa depan. Yang salah bukan semata-mata karena anaknya, tetapi kesalahan orang tuanya. 

Misalnya seorang suami yang sering menghina pasangannya, tidak bersikap baik dan tidak menyayangi istrinya. Selalu mencari-cari kesalahan sang istri dan menyalahkan istrinya baik masalah kecil maupun besar, berkata kasar, disertai gentakan dan amarah yang tidak terkendali. 

Hal ini menyebabkan anak mudah mencontoh sikap ayahnya. Bukan anak yang salah, tetapi pola asuh dan cara seorang suami dalam memperlakukan istri.  Hal ini semoga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa suatu saat apa yang kita panen akan kita petik. Jadi, apa yang hari ini kita contohkan pada anak kita suatu saat akan ditiru olehnya.

 Setinggi apapun kecerdasan anak, tanpa memiliki adab. anak tidak akan hidup dengan bahagia. Apalagi, jika sang ibu tidak mau memaafkannya sampai menutup mata. Dosa anak akan terus mengalir dan dosa ini diawali oleh dosa seorang suami yang sering menghina istrinya.

Orang tua harus memaafkan anaknya. Sekalipun anaknya berbuat dosa. Ini adalah cara yang diajarkan oleh Nabi kita yang selalu bersikap baik sekalipun pada musuh. 

Cobalah ingat akan Nabi Nuh AS. Anaknya yang bernama Kan’an durhaka dan tidak mau mengikuti ajarannya, sehingga dia menjadi anak yang durhaka dan masuk ke dalam api neraka. 

Nabi Nuh AS sudah berusaha untuk mengajarkan dan menyeru anaknya, akan tetapi anaknya tidak mendengarkannya. Artinya, anak adalah titipan Allah yang suatu saat akan diambil kembali pada Allah.

Sudahkah Anda ikhlas?

Di dunia ini tidak ada yang abadi. Anda harus bisa berdamai dengan keadaan. Jika tidak menerima semua keadaan yang pahit sekalipun hidup Anda tidak akan pernah bahagia. Namun, jika Anda belajar mengikhlaskan, maka semua hal akan mudah untuk dilalui. Anda akan bisa hidup tenang. Jangan menghukum anak terlalu keras karena hal itu akan menyebabkan perangainya akan lebih dari sebelumnya.

Tegurlah anak dengan lemah lembut, tapi tegas. Beri hukuman yang mengedukasi bukan menyakiti serta jangan buat efek jera yang menyakitkan, tapi berikan ketegasan.

Orang tua jangan hanya berdiam diri melihat sikap anak yang salah, tapi ajarkan agar selalu berbuat baik. Berikan waktu agar dia merenung dan memperbaiki diri jangan biarkan dia semakin semena-mena dan tidak tahu batasan dalam menghormati orang tua. Meluruskan tulang yang bengkok memang rumit, tapi tak masalah asal kita mau  bersabar. 

Semoga anak-anak kita selalu bersikap baik pada orang tuanya, tidak benci, tidak dendam dan mau mengubah dirinya jadi lebih baik. Salam damai.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review film When gives you tangerines

Jangan Melakukan Tindak KDRT Psikis Bila Tidak Mau Kena Sanksi Hukum

Jurnal Harian Mereguk Ilmu